Akibat kesalahan fatal saat melakukan transfusi darah yang dilakukan dokter wanita bernama Cha Ji-min, seorang gadis cilik bernama Lee Bom terinfeksi virus HIV. Tragisnya lagi, wanita malang itu juga menderita kanker usus yang sudah tidak bisa disembuhkan.
Dengan penuh rasa bersalah, Ji-min sempat berpesan pada kekasihnya Min Gi-seo untuk mahu mendatangi Lee Bom dan ibunya Lee Young-shin untuk meminta maaf bila ternyata dirinya tidak sempat bertemu ibu anak tersebut.
Tanpa diduga, Ji-min meninggal dalam perjalanan menuju pulau dimana Young-shin dan Bom tinggal (setelah sempat memberikan boneka yang dibelinya pada Bom). Setelah teman wanitanya meninggal, kejadian itu membuat Gi-seo berubah dan kehilangan arah hidupnya.
Bahkan, Gi-seo yang merasa bersalah karena tidak mampu menyembuhkan kekasihnya berhenti dari pekerjaan sebagai dokter bedah (akibat aksi memukul seseorang). Melihat keadaannya, ibunya yang merupakan pemilik sebuah perusahaan besar meminta sang putra menemani bawahannya yang paling dipercaya Choi Seok-hyeon meninjau projek di sebuah pulau terpencil.
Lewat sebuah kejadian, Gi-seo akhirnya bertemu kembali dengan Young-shin dan Bom. Tapi yang paling dicarinya adalah boneka beruang yang diberikan mendiang kekasihnya pada Bom. Gi-seo ingin mengambil boneka tersebut tetapi niat tersebut terbantut saat mengetahui gadis kecil itu adalah pasien yang dimaksud Ji-min.
Selain harus merawat Bom seorang diri kerana tidak pernah menikah ( Bom adalah puteri hasil hubungannya dengan Seok-hyeon), Young-shin juga masih harus mengurus Datuknya Tuan Lee yang telah nyayuk dan berkelakuan seperti budak kecil.
Tinggal untuk pertama kalinya di luar kota besar, Gi-seo membuat Young-shin sebal kerana sikapnya yang kasar dan kerap mengeluh. Bahkan, penduduk desa yang mula menganggapnya pahlawan juga berbalik antipati akibat tingkah pemuda itu. Namun tanpe disedari, kehidupan di desa ditambahkan lagi tinggal bersama Young-shin, Bom, dan Tuan Lee mampu mengubah karakter Gi-seo.
Tak dapat dibayangkan, bagaimana sulitnya kehidupan Young-shin dan Bom apa tah lagi setelah berita penyakit sang puteri cilik tersebar di kalangan penduduk desa secara tidak disengajakan. Yang paling menyakitkan yg dialami oleh Bom adalah, beliau harus merasakan kebencian dan ketakutan dari orang-orang disekelilingnya akan penyakit AIDS nya itu.
Yang membuat Gi-seo kesal adalah tindasan dari Kang Gook-ja ibu Seok-hyeon yang meski diam-diam menyayangi Young-shin dan Bom namun malu mengakuinya.. Yong-shin hanya pasrah dan tidak henti mengucapkan terima kasih setiap kali dikritik. Bahkan, ibu satu anak itu menyebut dirinya sebagai batu yang tidak punya perasaan.
Keadaan semakin rumit setelah dalam sebuah kesempatan, Gi-seo mengakui apa yang menjadi alasannya pertama kali datang ke pulau itu. Tapi benarkah sikap Gi-seo berubah kerana perasaan bersalahnya terhadap Young-shin dan Bom, atau ada sesuatu yang lain?
p/s : guys u all tengok lah cerite nie memang menyentuh hati dan perasaan betul x tipu punye..
No comments:
Post a Comment